*Sumber http://www.kpu.go.id
Pontianak, kpu.go.id - Pemilu 2014 tinggal di depan mata, tepatnya 9 April 2014. Mahasiswa sebagai salah satu komponen penting dalam bagian pemilih pemula akan menjadi sasaran strategis dalam pelaksanaan Pemilu 2014. Pemilih pemula yang berkisar 20 persen tersebut menjadi sasaran juga bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyampaikan pesan akan pentingnya menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2014.
Hal tersebut diungkapkan Ketua KPU Provinsi Kalimantan Barat Umi Ridiyawati dalam sambutan pembukaannya di kegiatan Seminar “KPU goes to Campus” di Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak Kalimantan Barat, Jumat (15/11).
“Kegiatan pendidikan pemilih di kampus ini diharapkan dapat mendorong para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2014, seperti yang tercantum dalam lirik jingle Pemilu 2014 “dibilik suara, coblos yang kau pilih”, karena Pemilu 2014 nanti kembali memakai cara coblos, berbeda dengan Pemilu 2009 yang memakai cara contreng,” ujar Umi dihadapan mahasiswa dan mahasiswi UNTAN.
Seminar “KPU goes to Campus” ini digelar atas kerjasama KPU RI, KPU Provinsi Kalbar, dan FISIP UNTAN dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat terutama pemilih pemula dalam penyelenggaraan Pemilu 2014. Seminar tersebut diikuti lebih dari 200 mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai jurusan dan fakultas di UNTAN, serta menghadirkan narasumber Komisioner KPU Provinsi Kalbar, pakar politik UNTAN, dan tokoh keagamaan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.
Sebagai tuan rumah penyelenggaraan seminar, Dekan FISIP UNTAN Dr. Hardilina, M.Si menyampaikan apresiasinya atas kerjasama KPU dengan UNTAN dalam kegiatan pendidikan pemilih ini. Hardilina juga mengharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa sebagai pemilih pemula, sehingga partisipasi dalam Pemilu 2014 akan meningkat, khususnya di Kalimantan Barat.
Menurut perspektif agama Islam seperti yang disampaikan Ketua STAIN Dr. H. Hamka Siregar, M.Ag di depan peserta seminar, pemilu itu hukumnya wajib. Pemilu menjadi wajib karena pemilu berkaitan dengan kepeminpinan, dan pemimpin itu menjadi penyempurna hukum atau syari’ah. Hukum harus ditegakkan oleh umat manusia, karena hukum itu dibawah Tuhan.
Pengamat politik UNTAN Jumadi, S.Sos, M.Si dalam paparannya memilahkan kalangan mahasiswa itu bisa masuk ke dalam pemilih pemula dan bisa juga termasuk pemilih muda. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa itu bisa jadi sudah pernah ikut serta dalam pemilu, mengingat peryaratan menjadi pemilih adalah usia 17 tahun atau sudah menikah.
“Mahasiswa adalah kelompok kritis, namun apabila kecewa dengan banyaknya pemimpin yang korupsi, jangan golput, hal itu tidak tepat secara rasional, yang benar adalah tidak memilih politisi yang korup, menghukumnya dengan tidak memilihnya, dan memilih calon yang mempunyai rekam jejak yang baik,” ujar dosen FISIP UNTAN tersebut.
Salah satu peran strategis mahasiswa, tambah Jumadi, mahasiswa bisa masuk ke dalam masyarakat untuk membangun pemilih-pemilih yang rasional di masyarakat. Para pemuda itu mempunyai peran penting dalam keterlibatan secara cerdas di Pemilu 2014 untuk menentukan pemimpin terbaik bagi bangsa Indonesia.
Sementara itu Anggota KPU Provinsi Kalbar Viryan Aziz, SE, MM menekankan pada peran penting mahasiswa bagi bangsa Indonesia dengan sejarah panjang sejak tahun 1966, namun mahasiswa diharapkan tidak hanya berdemonstrasi semata, tetapi juga harus siap dengan konsep dan solusinya. Dalam kesempatan tersebut, Viryan juga memperagakan bentuk partisipasi aktif yang bisa dilakukan mahasiswa yaitu dengan mengecek daftar pemilih secara online di laman KPU RI dan di laman KPU Kalbar.